Sekedar renungan untuk anak-anak dan cucu-cucu sebagai wasiat dari orang tua sebelum meninggalkan dunia yang fana ini.
Berbakti kepada orang tua adalah merupakan kewajiban anak yang tidak boleh diabaikan sama sekali. Sebab betapa jerih payah serta pengorbanan-pengorbanan yang telah diberikan kepada kita selama merawat dan mendidik kita dari semenjak kita masih bayi hingga menjadi dewasa dan akhirnya sampai berdiri sendiri sebagai Ibu/ Bapak rumah tangga (yang seperti sekarang sedang kita lakukan, misalnya).
Bahkan sesudah berumah tanggapun orang tua kadang-kadang masih ikut memikirkan peri kehidupan dan kebutuhan-kebutuhan kita semuanya. Apabila ekonomi rumah tangga kita belum baik, maka orang tua ikut berusaha untuk membantu dengan sekedar memberi sokongan berupa uang, entah beras dan lain-lain sebagainya demi berdiri tegaknya rumah tangga yang kita bina. Apabila kita kebetulan bekerja di kantor dan tidak mempunyai pembantu, maka kita masih juga merepotkannya, dimana kadang-kadang Ibu/ Bapak diminta mau membantu merawat atau mengawasi cucunya, juga supaya mencarikan pembantu.
Namun demikian semuanya itu dilakukan oleh orang tua dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang. Mengingat hal yang demikian ini, maka sebagai seorang anak kita berkewajiban membalas budi baik orang tua kita tersebut. Walaupun dalam hal ini orang tua tidak mengharapkan pembalasan dari anak-anaknya.
Sebaliknya kita pun sebagai anak tidak mungkin dapat membalas budi serta semua pengorbanan
orang tua kita tersebut, kecuali hanya dapat dilakukan dengan jalan selalu berbakti kepadanya. Berbakti kepada orang tua ini tidak hanya dapat dilakukan dengan jalan memberikan kesenangan-kesenangan yang bersifat duniawiah saja, tetapi disamping itu dapat kita tempuh jalan yang lebih baik dan lebih utama, yaitu dengan cara selalu memenuhi harapan-harapan orang tua. Yang akhir ini kiranya malahan lebih membahagiakan hati orang tua. Sebab walaupun misalnya kita dapat memberi uang banyak, dapat membuatkan rumah yang bagus dan lain sebagainya, tetapi kalau sifat dan perbuatan kita terhadap orang tua kurang menghormati atau kurang menghargai, niscaya orang tua kita tidak akan merasa senang dan bahagia, tetapi malah menjadi menderita. Apalagi kalau perbuatan anak-anaknya tersebut memalukan, misalnya menjadi anak nakal, menjadi penodong, perampok, penipu dan lain-lain sebagainya.
Karena dengan demikian sebagai seorang anak kita tidak dapat memenuhi harapan-harapan orang tua. Sebab telah berbuat yang tidak dapat membalas budi baik serta semua pengorbanan orang tua, tetapi malahan membuat malu dan mencemarkan nama baiknya. Ini bukan berarti bahwa orang tua mengharapkan pembalasan dari anak-anaknya, kiranya tidak! Tetapi sebagai orang tua pasti mengharapkan agar supaya anak-anaknya tersebut men-junjung tinggi budi pekerti agar menjadi orang yang baik-baik, anak yang sholeh berbudi luhur serta tahu menghargai dan menghormati orang tuanya. Hal ini bagi orang tua kiranya sudah cukup membahagiakan dirinya. Oleh sebab itu kita harus menyadari bahwa berbakti kepada orang tua ini adalah sudah menjadi tugas kewajiban kita yang utama.
Walaupun kita tidak dapat memberikan kesenangan-kesenangan yang berupa harta benda, tetapi dengan jalan selalu memperhatikan nasehat-nasehatnya serta menghormatinya dengan secara wajar, niscaya orang tua tidak akan merasa kecewa.
BAGAIMANA BERBAKTI KEPADA ORANG TUA?
Bahkan sesudah berumah tanggapun orang tua kadang-kadang masih ikut memikirkan peri kehidupan dan kebutuhan-kebutuhan kita semuanya. Apabila ekonomi rumah tangga kita belum baik, maka orang tua ikut berusaha untuk membantu dengan sekedar memberi sokongan berupa uang, entah beras dan lain-lain sebagainya demi berdiri tegaknya rumah tangga yang kita bina. Apabila kita kebetulan bekerja di kantor dan tidak mempunyai pembantu, maka kita masih juga merepotkannya, dimana kadang-kadang Ibu/ Bapak diminta mau membantu merawat atau mengawasi cucunya, juga supaya mencarikan pembantu.
Namun demikian semuanya itu dilakukan oleh orang tua dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang. Mengingat hal yang demikian ini, maka sebagai seorang anak kita berkewajiban membalas budi baik orang tua kita tersebut. Walaupun dalam hal ini orang tua tidak mengharapkan pembalasan dari anak-anaknya.
Sebaliknya kita pun sebagai anak tidak mungkin dapat membalas budi serta semua pengorbanan
orang tua kita tersebut, kecuali hanya dapat dilakukan dengan jalan selalu berbakti kepadanya. Berbakti kepada orang tua ini tidak hanya dapat dilakukan dengan jalan memberikan kesenangan-kesenangan yang bersifat duniawiah saja, tetapi disamping itu dapat kita tempuh jalan yang lebih baik dan lebih utama, yaitu dengan cara selalu memenuhi harapan-harapan orang tua. Yang akhir ini kiranya malahan lebih membahagiakan hati orang tua. Sebab walaupun misalnya kita dapat memberi uang banyak, dapat membuatkan rumah yang bagus dan lain sebagainya, tetapi kalau sifat dan perbuatan kita terhadap orang tua kurang menghormati atau kurang menghargai, niscaya orang tua kita tidak akan merasa senang dan bahagia, tetapi malah menjadi menderita. Apalagi kalau perbuatan anak-anaknya tersebut memalukan, misalnya menjadi anak nakal, menjadi penodong, perampok, penipu dan lain-lain sebagainya.
Karena dengan demikian sebagai seorang anak kita tidak dapat memenuhi harapan-harapan orang tua. Sebab telah berbuat yang tidak dapat membalas budi baik serta semua pengorbanan orang tua, tetapi malahan membuat malu dan mencemarkan nama baiknya. Ini bukan berarti bahwa orang tua mengharapkan pembalasan dari anak-anaknya, kiranya tidak! Tetapi sebagai orang tua pasti mengharapkan agar supaya anak-anaknya tersebut men-junjung tinggi budi pekerti agar menjadi orang yang baik-baik, anak yang sholeh berbudi luhur serta tahu menghargai dan menghormati orang tuanya. Hal ini bagi orang tua kiranya sudah cukup membahagiakan dirinya. Oleh sebab itu kita harus menyadari bahwa berbakti kepada orang tua ini adalah sudah menjadi tugas kewajiban kita yang utama.
Walaupun kita tidak dapat memberikan kesenangan-kesenangan yang berupa harta benda, tetapi dengan jalan selalu memperhatikan nasehat-nasehatnya serta menghormatinya dengan secara wajar, niscaya orang tua tidak akan merasa kecewa.
Bagaimana Sebaiknya?
Sebagaimana yang telah kita singgung di atas, bahwa berbakti kepada orang tua itu tidak selalu harus dilakukan dengan jalan memberikan kesenangan-kesenangan yang berupa harta benda saja. Kecuali apabila kita mampu, hal ini alangkah baiknya dilakukan asal cara memberikannya itu jangan sampai menyinggung perasaannya, serta meninggalkan sopan santun yang berlaku antara anak dan orang tua. Persoalan ini dikemukakan di sini oleh karena banyak sekali di antara orang-orang tua yang menyatakan kepedihan hatinya, karena tidak dihargai dan dihormati lagi oleh anak-anaknya setelah mereka itu menjadi orang yang berpangkat, kaya dan lain sebagainya. Bahkan ada seorang anak yang setelah mempunyai kedudukan dalam masyarakat serta ada yang menjadi orang yang kaya raya lalu menjadi malu mengakui orang tuanya sendiri. Walaupun kadang-kadang ia masih mau mengirimkan kebutuhan yang sangat diperlukan oleh orang tuanya. Tentu saja anak yang demikian itu adalah anak yang durhaka, yang berdosa besar. Jadi sebaiknya, apabila kita memberikan sesuatu kepada orang tua itu hendaknya dengan cara yang halus sehingga tidak sampai menyinggung perasaannya. Sebab orang tua yang semakin lanjut usianya itu biasanya perasaannya pun menjadi semakin halus dan ini harus kita sadari bersama.
Oleh sebab itu terhadap orang tua, kita harus berlaku sopan, hormat, serta berhati-hati dalam tingkah laku serta berbicara. Sebab kalau sampai keliru perkataan kita, hal ini dapat membuat orang tua menjadi kecewa dan marah, yang kadang-kadang lalu berakibat mengurangi kedekatan hubungan antara orang tua dan anak. Apalagi kalau orang tua sudah marah dan tersinggung perasaannya, biasanya lalu menjadi lupa. Sehingga kadang-kadang sampai hati memberikan kutukan-kutukan yang tidak baik terhadap anak-anaknya tersebut. Hal yang demikian tentu saja harus kita hindari, sebab bagaimanapun juga kadang-kadang kutukan-kutukan orang tua yang diucapkan dalam keadaan marah dan kecewa itu biasanya dapat numusi juga (dapat jadi kenyataan). Walaupun kutukan-kutukan tersebut biasanya tidak seketika terjadi, tetapi entah kapan-kapan biasanya dapat terjadi juga keadaan yang aneh-aneh menimpa diri kita, yang semua itu tidak kita harapkan.
Maka untuk menghindari hal-hal yang demikian, sebagaimana pepatah orang-orang yang cerdik pandai (yang saleh) "...Lebih baik menghindarkan luka dari pada mengobati yang luka". Sebaiknya kalau orang tua sedang memberikan saran-saran atau nasehat-nasehat, walaupun saran atau nasehat-nasehat itu mungkin keliru, tetapi hendaknya kita jangan sampai membantah secara keras dan kasar dihadapannya. Tetapi lebih baik kita katakan akan difikir lebih dahulu atau mengatakan ..Ya saja. Dengan demikian orang tua tentunya akan merasa puas dan gembira, sehingga lain kali apabila kita mengajukan alasan-alasan untuk menolak saran atau nasehat tersebut, orang tua akan dapat berfikir secara sabar dan sadar.
Memang sebagai seorang anak, kitapun akan merasa senang dan bahagia, jika kita dapat membahagiakan hati orang tua. Apalagi kalau kita dapat membantu kerepotan-kerepotan orang tua, misalnya saja dapat mengirim uang belanja setiap bulan sekedar membantunya pembiayaan untuk kelangsungan hidupnya. Karena semakin tua tentunya beliaupun sudah semakin berkurang gairahnya dalam mencari nafkah dan kesehatannya pun semakin menurun.
Tetapi apabila kita tidak mampu, dengan selalu patuh terhadap orang tua, menghargai nasehat-nasehatnya yang baik serta menjunjung tinggi nama baiknya, inipun anda telah berbakti terhadap orang tua. Sebagai penutup semoga wasiat kami ini dapat berguna untuk anak cucu semuanya, sambil kita berdoa memohon kepada Allah SWT :
Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami, Wahai Tuhan yang mengabulkan permohonan orang yang memohon. Ya Allah, bagaimana kami tidak akan mengadukan nasib kami kepada-Mu, padahal Engkau tempat kembali dari segalanya. Bagaimana kami tidak akan menyampaikan jeritan penderitaan kami kepada-Mu, padahal Engkaulah yang menjadikan kami dari tidak ada menjadi ada. Engkau berikan kami akal dan hikmah, Engkau berikan kami petunjuk dan hidayah, tetapi karena kelemahan kami, kami kadang-kadang ya Allah, kami sering tersesat di tengah jalan. Kalau Engkau hendak mencelakakan kami, tidak ada satu dayapun dari manusia yang dapat menghindarkannya, kalau Engkau hendak menyiksa kami, tidak ada sesuatu tanganpun yang dapat menolaknya, tetapi Engkau ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, ya Allah bagaimana kami tidak akan meneteskan air mata, karena mensyukuri nikmat-Mu, padahal disaat-saat kami menantikan kehancuran total, Engkaulah yang memberikan jalan dan hidayah. Alangkah besarnya Nikmat-Mu ya Allah, untuk menghadapi segala tantangan hidup yang dihadapkan kepada kami. Berilah kepada kami sekalian anak cucuku karunia dan rahmat-Mu. Teteskan kepada kami rasa kekeluargaan dan persatuan yang mendalam dan hilangkanlah sifat kemurkaan dan perpecahan.
Berikanlah kami iman, Engkau yang memimpin kami, iman yang penuh di dada, iman yang membaja yang tidak lapuk karena hujan dan tidak lekang karena panas. Jadikanlah kami ini semua, yang mampu menghadapi segala gelombang yang bagaimanapun dahsyatnya didunia yang fana ini. Ya Allah, lindungilah kami ini semuanya untuk melaksanakan tugas-Mu yang suci dan murni ini, demi kepentingan Agama, Bangsa dan Negara kami semuanya.
Catatan :
Orang tua disini termasuk mertua. Mertua adalah orang tua dari suami atau isteri, hormati dan sayangilah mertua seperti menghormati orang tua sendiri. Mereka tidak mengharapkan apa-apa, mereka hanya mengharapkan adanya perhatian. Misalnya saat mereka berkunjung kerumah, berilah sambutan yang hangat dan ramah. Ketika mereka berulang tahun, berilah ucapan selamat. Bila diundang makan datanglah, ingatlah kita pun kelak akan menjadi mertua. Tentunya kita pun mengharapkan kalau menantu kita juga berbuat demikian. Pada hari libur ajaklah anak kita sekali-kali menengok/ berkunjung ke kakek dan neneknya, hal ini akan membahagiakan mereka. Dengan saudara ipar pun kita harus rukun, karena anak-anak kita kelak juga akan mempunyai saudara ipar, dan kita tentu ingin agar anak-anak kita juga rukun dengan saudara-saudara iparnya.
Sumber : Wasiat Untuk Anak Cucuku! pengarang R.A. Koesen (cetakan ke-2) dan sumber lainnya.
Sebagaimana yang telah kita singgung di atas, bahwa berbakti kepada orang tua itu tidak selalu harus dilakukan dengan jalan memberikan kesenangan-kesenangan yang berupa harta benda saja. Kecuali apabila kita mampu, hal ini alangkah baiknya dilakukan asal cara memberikannya itu jangan sampai menyinggung perasaannya, serta meninggalkan sopan santun yang berlaku antara anak dan orang tua. Persoalan ini dikemukakan di sini oleh karena banyak sekali di antara orang-orang tua yang menyatakan kepedihan hatinya, karena tidak dihargai dan dihormati lagi oleh anak-anaknya setelah mereka itu menjadi orang yang berpangkat, kaya dan lain sebagainya. Bahkan ada seorang anak yang setelah mempunyai kedudukan dalam masyarakat serta ada yang menjadi orang yang kaya raya lalu menjadi malu mengakui orang tuanya sendiri. Walaupun kadang-kadang ia masih mau mengirimkan kebutuhan yang sangat diperlukan oleh orang tuanya. Tentu saja anak yang demikian itu adalah anak yang durhaka, yang berdosa besar. Jadi sebaiknya, apabila kita memberikan sesuatu kepada orang tua itu hendaknya dengan cara yang halus sehingga tidak sampai menyinggung perasaannya. Sebab orang tua yang semakin lanjut usianya itu biasanya perasaannya pun menjadi semakin halus dan ini harus kita sadari bersama.
Oleh sebab itu terhadap orang tua, kita harus berlaku sopan, hormat, serta berhati-hati dalam tingkah laku serta berbicara. Sebab kalau sampai keliru perkataan kita, hal ini dapat membuat orang tua menjadi kecewa dan marah, yang kadang-kadang lalu berakibat mengurangi kedekatan hubungan antara orang tua dan anak. Apalagi kalau orang tua sudah marah dan tersinggung perasaannya, biasanya lalu menjadi lupa. Sehingga kadang-kadang sampai hati memberikan kutukan-kutukan yang tidak baik terhadap anak-anaknya tersebut. Hal yang demikian tentu saja harus kita hindari, sebab bagaimanapun juga kadang-kadang kutukan-kutukan orang tua yang diucapkan dalam keadaan marah dan kecewa itu biasanya dapat numusi juga (dapat jadi kenyataan). Walaupun kutukan-kutukan tersebut biasanya tidak seketika terjadi, tetapi entah kapan-kapan biasanya dapat terjadi juga keadaan yang aneh-aneh menimpa diri kita, yang semua itu tidak kita harapkan.
Maka untuk menghindari hal-hal yang demikian, sebagaimana pepatah orang-orang yang cerdik pandai (yang saleh) "...Lebih baik menghindarkan luka dari pada mengobati yang luka". Sebaiknya kalau orang tua sedang memberikan saran-saran atau nasehat-nasehat, walaupun saran atau nasehat-nasehat itu mungkin keliru, tetapi hendaknya kita jangan sampai membantah secara keras dan kasar dihadapannya. Tetapi lebih baik kita katakan akan difikir lebih dahulu atau mengatakan ..Ya saja. Dengan demikian orang tua tentunya akan merasa puas dan gembira, sehingga lain kali apabila kita mengajukan alasan-alasan untuk menolak saran atau nasehat tersebut, orang tua akan dapat berfikir secara sabar dan sadar.
Memang sebagai seorang anak, kitapun akan merasa senang dan bahagia, jika kita dapat membahagiakan hati orang tua. Apalagi kalau kita dapat membantu kerepotan-kerepotan orang tua, misalnya saja dapat mengirim uang belanja setiap bulan sekedar membantunya pembiayaan untuk kelangsungan hidupnya. Karena semakin tua tentunya beliaupun sudah semakin berkurang gairahnya dalam mencari nafkah dan kesehatannya pun semakin menurun.
Tetapi apabila kita tidak mampu, dengan selalu patuh terhadap orang tua, menghargai nasehat-nasehatnya yang baik serta menjunjung tinggi nama baiknya, inipun anda telah berbakti terhadap orang tua. Sebagai penutup semoga wasiat kami ini dapat berguna untuk anak cucu semuanya, sambil kita berdoa memohon kepada Allah SWT :
Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami, Wahai Tuhan yang mengabulkan permohonan orang yang memohon. Ya Allah, bagaimana kami tidak akan mengadukan nasib kami kepada-Mu, padahal Engkau tempat kembali dari segalanya. Bagaimana kami tidak akan menyampaikan jeritan penderitaan kami kepada-Mu, padahal Engkaulah yang menjadikan kami dari tidak ada menjadi ada. Engkau berikan kami akal dan hikmah, Engkau berikan kami petunjuk dan hidayah, tetapi karena kelemahan kami, kami kadang-kadang ya Allah, kami sering tersesat di tengah jalan. Kalau Engkau hendak mencelakakan kami, tidak ada satu dayapun dari manusia yang dapat menghindarkannya, kalau Engkau hendak menyiksa kami, tidak ada sesuatu tanganpun yang dapat menolaknya, tetapi Engkau ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, ya Allah bagaimana kami tidak akan meneteskan air mata, karena mensyukuri nikmat-Mu, padahal disaat-saat kami menantikan kehancuran total, Engkaulah yang memberikan jalan dan hidayah. Alangkah besarnya Nikmat-Mu ya Allah, untuk menghadapi segala tantangan hidup yang dihadapkan kepada kami. Berilah kepada kami sekalian anak cucuku karunia dan rahmat-Mu. Teteskan kepada kami rasa kekeluargaan dan persatuan yang mendalam dan hilangkanlah sifat kemurkaan dan perpecahan.
Berikanlah kami iman, Engkau yang memimpin kami, iman yang penuh di dada, iman yang membaja yang tidak lapuk karena hujan dan tidak lekang karena panas. Jadikanlah kami ini semua, yang mampu menghadapi segala gelombang yang bagaimanapun dahsyatnya didunia yang fana ini. Ya Allah, lindungilah kami ini semuanya untuk melaksanakan tugas-Mu yang suci dan murni ini, demi kepentingan Agama, Bangsa dan Negara kami semuanya.
Catatan :
Orang tua disini termasuk mertua. Mertua adalah orang tua dari suami atau isteri, hormati dan sayangilah mertua seperti menghormati orang tua sendiri. Mereka tidak mengharapkan apa-apa, mereka hanya mengharapkan adanya perhatian. Misalnya saat mereka berkunjung kerumah, berilah sambutan yang hangat dan ramah. Ketika mereka berulang tahun, berilah ucapan selamat. Bila diundang makan datanglah, ingatlah kita pun kelak akan menjadi mertua. Tentunya kita pun mengharapkan kalau menantu kita juga berbuat demikian. Pada hari libur ajaklah anak kita sekali-kali menengok/ berkunjung ke kakek dan neneknya, hal ini akan membahagiakan mereka. Dengan saudara ipar pun kita harus rukun, karena anak-anak kita kelak juga akan mempunyai saudara ipar, dan kita tentu ingin agar anak-anak kita juga rukun dengan saudara-saudara iparnya.
Sumber : Wasiat Untuk Anak Cucuku! pengarang R.A. Koesen (cetakan ke-2) dan sumber lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar